Minggu, 10 Mei 2009

BATUK, ATAU MENYALAKAN ?

BATUK, ATAU MENYALAKAN ?
Pengalaman lucu ini terjadi kurang lebih sekitar empat belas bulan yag lalu. Saat itu, saya sedang menjalankan tugas wiyata bakti, mengajar di sebuah sekolah menengah tingkat pertama islam. Materi ajar saya, tata bahasa arab. Tidak hanya satu mata pelajaran, hampir semua mata pelajaran yang menggunakan bahasa pengantar bahasa arab, sayalah saat itu yang diberi tugas untuk mengampu. Seperti al qur'an, hadits, percakapan bahasa arab, dll.
Nah, setiap kali besok saya harus mengajar, malam hari sebelumnya selalu saya mempersiapkan terlebih dahulu beberapa kosakata baru yang sendiri belum tahu. Dengan menggunakan sebuah kamus, saya mulai memberi catatan kecil terjemahan.
Pernah suatu kali, saya menemukan kata "su'aal". Kata ini termasuk kata yang sebelumnya saya tidak tahu. Saya buka kamus, dan ketemu. "Su'al" berarti, batuk. Namun, tidak hanya kata su'al yang saya tidak tahu. Seperti biasa, kosakata yang baru saya dapat, saya beri catatan kecil terjemahan di atasnya.
Keesokan harinya, jam pelajaran ketiga adalah jam mengajar saya di kelas 1 putra-kelas putra dan putri dipisah-. Dengan memakai setelan baju kotak-kota putih celana hitam, saya masuk kelas.
"assalamualaikum"
"waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab santri-santri.
Pelajaran dimulai. Seperti biasa, terlebih dahulu saya ajukan kosa kata baru untuk santri, kemudian satu persatu saya beri kesempatan kepada santri-santri menjawab, barangkali ada yang sudah pernah tahu. Kalau tidak ada yang tahu, baru saya akan beri arti kata tersebut.
Salah seorang santri saya, Auzan, dulu pernah belajar di Gontor enam, magelang. Dari sisi banyaknya kosakata, dia paling unggul dibandingkan dengan teman-sekelasnya, malah seangkatannya, putra maupun putri.
"su'alun! .........! ucap saya dengan lantang.
"su'alun! Santri-santri menirukan apa yang saya ucapkan.
, "siapa yang tahu artinya? Ada yang tahu?".saya buka pertanyaan.
"pertanyaan us!" jawab Feri.
"itu kalau su'al pake hamzah Feri, tapi ini pake 'ain. Jadi salah. Yang lain, ada yang tahu?"
"batuk us! Seru Auzan.
Ya, Auzan benar. Tapi entah kenapa, saat itu yang saya ingat, su'al berarti menyalakan. Saya mulai ragu, mana yang benar. Belum samapi saya cek, saya jawab
"salah. Yang lain ada yang tahu?
Tidak ada lagi yang coba-coba menebak jawabannya, selain Auzan yang ingin mempertahankan jawabannya, dan mungkin saja dia yang benar dan sayalah yang salah.
"su'al, kalau pake 'ain itu artinya menyalakan" terang saya..
Santri-santri terlihat memberi catatan kecil arti kata tersebut di buku.
"us, benar us'su'al artinya batuk? Seru Auzan lagi mencoba meyakinkan saya.
Aneh ya, biasanya kata ustadz itu orang memanggilnya dengan suku kata di belakng, jadinya tadz! Tapi berbeda di sini. Mereka menyapa singkat dengan suku kata depan, jadinya Us!
Saya diam sejenak. Bingung. Ditengah diamnya saya, teman-temannya yang lain bertanya memastikan, "yang benar yang mana us, batuk atau menyalakan?"
Ok. Saya teliti lagi, mungkin saya yang salah baca. Eh, ternyata benar, dalam catatan saya, artinya batuk, bukan menyalakan. Nah, sebelum saya jawab makna kata su'al yang paling tepat, saya bermaksud membuat lelucon.
"betul, su'al itu artinya batuk", saya mulai lelucon saya dengan jawaban terlebih dahulu.
"tahukah kalian, batuk dan menyalakan itu ada kaitannya, terkadang sulit kita membedakan. Perhatilan cerita saya"
Ada seorang bapak yang memilki pespa tua. Biasanya pespa itu digunakan untuk pergi kerja.tapi beberpa waktu kemudian, bapak pemiliki pespa itu sudah tidak lagi bekerja karena sudah tua. Pensiun. Dengan demikian, pespa tua itu sering menganggur, jarang digunakan. Padahal, sepeda motor atau pespa itu setiap hari harus dipanasi mesinnya meski tidak digunakan untuk bepergian, ya kan? Saya mencoba bertanya di tengah keseriusan mereka mendengarkan kisah ini.
"ya us" jawab mereka serempak penuh semangat. Memang, saat itu saya dikenal sebagai guru yang paling banyak bercerita, hiburan bagi mereka.
"kalau pespa tua kok sudah lama menganggur, tidak pernah dipakai, tidak pernah dipanasin, apa jadinya? Mogokkan?"
"suatu pagi, bapak pemiliki sepeda motor itu hendak pergi ke pasar sekedar keliling naik pespa tua yang dulu biasa dia pakai".
"pespa dibawa keluar garasi. Pas nyampai di depan rumah, beberapa kali pespa tua itu distarter, tapi ga bisa-bisa. Distarter mesinnya ga nyala-nyala"
Sampai di sini, saya mencoba mempraktekan gambaran seorang yang sedang mengayuh starter sepeda motor tua, mogok lagi. Tangan saya mengambil posisi seakan memegang kedua stang. Kaki kiri di tanah, dan kaki kanan seakan-akan di atas kayuh starter pespa tua itu.
Kemudian, saya praktikan posisi orang tua yang sering batuk, sedang mencoba menyalakan mesin pespa tuanya. Kaki kanan saya berakting sedang mengkayuh pedal starter, di saat yang sama, saya pura-pura batuk, tapi dengan nada batuk yang sesuai dengan nada sepeda motor yang distarter tapi ga nyala-nyala mesinnya.
"uhuk.......uhuk....(sambil kaki kanan seakan sedang menstarter pespa tua"
Sampai di sini, semua santri saya tertawa. Saya sendiri tertawa ketika mengingat kisah lucu itu sampai di sini.
Di tengah tawa mereka, saya bertanya,
"coba jawab, tadi saya menyalakan (mesin) atau batuk????
"nah, itu berarti antara "batuk" dan "menyalakan" ada kaitannya kan?? Saya mencoba bertanya, di saat tawa imut mereka bersorak ramai memenuhi kelas.
"kembali ke materi. Su'al itu berarti "batuk".uhuk...uhukk..."malu aku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar